Rabu, 13 Februari 2013

Manajemen Pembangunan ( Dalam Ekonomi Tehnik)


Pembangunan adalah proses menuju perubahan, perkembangan dari suatu kesulitan menuju kearah kemudahan. Pembangunan juga merupakan pembebasan dari kesengsaraan. Maka pembangunan merupakan konsep permberdayaan manusia untuk mencapai tujuan aman, tentram, sejahtera dan sentosa bagi umat manusia.
Teori pembangunan belakangan ini tidaklah ditujukan semata-mata pada penjelasan mengapa tidak terjadi pertumbuhan yang pesat di kalangan bangsa-bangsa berkembang. Teori itu juga menyelidiki faktor-faktor dasar yang merangsang pembangunan dan proses-proses antar-sektor serta antar-masa yang menjadi penyebab terjadinya pengumpulan serta pertumbuhan modal.
Maka selanjutnya pengelolaan lebih pada penekanan :Menurut McLeod, 1995 ( seorang pakar management ) : Seseorang harus mengelolalima jenis sumber daya utama yaitu :
  1. Manusia
  2. Material
  3. Mesin (fasilitas dan energi)
  4. Uang (capital)
  5. Informasi ( data )
Selain itu terdapat pula factor -faktor non-ekonomi dalam pembangunan yang sudah sejak lama ditekankan oleh banyak penulis pembangunan ekonomi.
Marx adalah salah seorang yang jauh melampaui batas-batas ilmu ekonomi tradisional dalam menganalisa proses perkembangan. Namun, walaupun perubahan-perubahan ekonomi melibatkan pula fenomena-fenomena sosio-politik seperti misalnya perjuangan kelas, jurusan pokok dan hubungan sebab-akibat dalam sistem Marx masih bertolak dan faktor-faktor ekonomi menuju ke kondisi-kondisi kebudayaan.
Max Weber merupakan salah satu contoh penulis yang ingin membalikkan hubungan sebab akibat ini. Ia yakin bahwa dengan tekanan utama pada kerja dan gairah (etika Calvinistis) merupakan unsur pokok yang menyebabkan berhasilnya perkembangan kapitalisme di dunia Barat.
Di antara yang lain-lain yang juga memberi tekanan pada arti pentingnya faktor-faktor non-ekonomi sebagai penentu pertumbuhan ekonomi terdapat Parsons, Veblen, Spengler dan Toynbee.
Salah satu garis pemikiran yang paling menarik dan paling berambisi dewasa ini mengenai peranan faktor-faktor non ekonomi dalam pembangunan berpusat pada munculnya jenis kepribadian yang “kreatif” atau “berhasil”. Mereka yang memiiki kepribadian semacam mi tampaknya menjadi pencetus pembaruan serta kemajuan ekonomi.
Menurut Hagen pada masyarakat tradisional yang didasarkan atas golongan petani, di mana tidak terdapat pertumpuhan ekonomi yang berarti. Masyarakat semacam ini terkikat oleh adat, kebiasaan dan tata susunannya, dan tidak produktif. Jenis kepribadian yang dominan, baik di kalangan petani mapun dalam golongan elite, adalah kepribadian yang otoriter.
Dalam realitas, pada akhirnya kita berbicara pada  pertanyaan siapa yang mengelola dan apa yang dikelola. Dimana posisi pemerintah adalah sebagai manajerialnya.
Pada Syarat – syarat dibentuknya suatu daerah antara lain :
  1. Mampu membiayai daerahnya sendiri ( kemampuan ekonomi )
  2. Memenuhi jumlah penduduk yang ditentukan
  3. Luas daerah yang dikaitkan dengan kapadatan penduduk.
  4. Membina dan turut memperhatikan pertahanan dan keamanan bangsa
  5. Membina kestabilan politik dan kesatuan bangsa.
  6. Dapat melaksanakan pembangunan di daerahnya.
Dan pembangunan di suatu Negara  harus memenuhi 10 hak dasar manusia yaitu :
  1. Hak atas pangan
  2. Hak atas kesehatan
  3. Hak atas pendidikan
  4. Hak atas pekerjaan dan kesempatan berusaha,
  5. Hak atas perumahan dan tempat tinggal yang layak.
  6. Hak atas air bersih dan sanitasi.
  7. Hak atas tanah.
  8. Hak atas sumber daya alam dan lingkungan hidup.
  9. Hak atas rasa aman dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan.
  10. Hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan publik.
Maka diatas sudah jelas bahwa yang dikelola adalah sumberdaya alam dan yang mengelola adalah pemerintah, untuk itu diperlukan sebuah dasar pengelolaan dengan menggunakan managemen. “ Managemen yaitu proses yang terdiri dari rangkaian kegiatan.  perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengendalian / pengawasan yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu yang ditetapkan melalui pemanfaatan SDM dan sumber daya lainnya “.
Untuk dapat menghadapi tantangan-tantangan Lingkungan dan perubahan Paradigma tersebut, seseorang harus memiliki tiga kemampuan manajemen yang mencakup :
  1. Kemampuan teknik (technical) è merupakan kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan khusus atau keahlian.
  2. Kemampuan Manusiawi (human) è Merupakan kemampuan untuk bekerja dengan, mengerti dan memotivasi orang lain baik individu maupun kelompok.
  3. Kemampuan Konseptual (conceptual) è merupakan kemampuan mental untuk menganalisis dan mendiagnosis situasi yang kompleks.
Sesuai dengan keberadaan manusia dan alam, maka manusia dituntut untuk mampu survive( bertahan Hidup). Karena Tuhan menciptakan akal dalam diri manusia, kemudian berkembanglah berbagai pengetahuan yang bisa digunakan manusia untuk mencapai apa yang diinginkan. Dan bertebaranlah segala ilmu yang menjadi dasar berpijak manusia untuk mengelola alam disekitarnya untuk kepentingan hidupnya. Dari dasar ilmu itulah maka berkembang alat-alat yang digunakan untuk memudahkan tugas-tugas dan pekerjaan manusia. Mereka teridiri dari berbagai bidang keilmuan; ekonomi, tehnik, agama, politik, administrasi, kesehatan, pertanian, astronomi,fisika, biologi, kedokteran, geologi, pemerintahan, sastra/bahasa, seni dan sebagainya yang berguna bagi masa depan manusia.
Namun semua itu pada satu tujuan adalah peningkatan ekonomi, maka ekonomi merupakan tujuan akhir dalam setiap perjuangan manusia. Selanjutnya pada bidang-bidang ilmu seperti tehnik, agama, politik, administrasi,kesehatan, pertanian, astronomi, fisika, biologi, kedokteran, geologi, pemerintahan, sastra/bahasa, digunakan manusia untuk memperoleh penghasilan untuk melanjutkan kehidupannya. Ilmu-ilmu tersebut digunakan sebagai sarana penciptaan alat, pemersatu, penyambung hidup dll.
Keahlian Tehnik
Siapapun bisa sebagai pencipta alat yang digunakan manusia, seorang sarjana tehnik atau enginer dibekali suatu ilmu untuk bisa menghasilkan alat yang bisa digunakan manusia mempermudah pekerjaannya. Maka banyak alat-alat, bangunan dan mesin yang kita gunakan setiap hari  merupakan hasil ciptaan para Insinyur.
Definisi dari Keahlian Tehnik (engineering) > dititik beratkan pada mission para insinyur untuk merubah atau mentransfer sumber-sumber alam untuk kepentingan masyarakat banyak. Jadi keahlian tehnik bukanlah suatu ilmu pengetahuan, akan tetapi adalah suatu penerapan dari pada ilmu pengetahuan. Keahlian tehnik adalah suatu seni yang merupakan komposisi antara ketrampilan dan kecerdasan (skill and ingenuity) dalam usaha merubah ilmu pengetahuan untuk kegunaan umat manusia.
Ilmu Ekonomi
Dalam ilmu ekonomi kita mengenal,
  1. Ekonomi manajemen > aspek kajian manajerial / pengelolaan, organisasi dan kepemimpinan.
  2. Ekonomi Akuntansi > aspek kajian akuntabilitas keuangan
  3. Ekonomi Mikro  > aspek kajian perekonomian perkapita masyarakat sector riil.
  4. Ekonomi Makro > aspek kajian perekonomian Nasional, Bilateral, Internasional dan Multilateral
  5. Produksi                 > aspek kajian penciptaan produk kebutuhan masyarakat
  6. Pemasaran              >  aspek kajian pasca produksi, distribusi barang/produk ke konsumen
  7. Tenaga Kerja         > aspek kajian sumber daya manusia sebagai factor produksi
Keahlian Tehnik dan Manajemen ( pengelolaan )
Karena seorang insinyur mempunyai kemampuan dalam menciptakan maka diperlukan sebuah landasan manajemen dalam setiap hasil karyanya, sehingga bias berguna dalam jangka waktu yang lama :
  1. Planning ( perencanaan )           : dalam tahapan proses ini terdapat juga data yang diperlukan yaitu :
  1. Analisis dampak lingkungan
-         antisipasi Pencemaran lingkungan
  1. Study kelayakan (analisis Mikro dan Makro )
-         efisiensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia
-         efisiensi waktu biaya yang akan digunakan
-         Marketable
-         Dampak ekonomi dan sosial
  1. Organising        : dalam tahapan proses ini seorang insinyur harus mampu mengelola kelompok atau team, agar dalam perjalanan proyek tersebut tepat sasaran, target dan tujuannya
  2. Actuating (pelaksanaan )           : Setelah tahapan 1 dan 2 berhasil maka selanjutnya adalah tahapan pelaksanaan dari proyek tersebut ( pribadi/intitusi )
  3. Controling ( Pengawasan & Pengendalian)        : pada tahapan ini, adalah menjaga dan mengawasi proyek yang sedang dikerjakan, hal ini berguna kalau sewaktu-waktu ada reaksi atau perubahan mendadak yang membutuhkan langkah alternative untuk menyelamatkan proyek akan dikerjakan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses keahlian tehnik adalah :
  1. Penentuan Pembiayaan
-         Biaya Overhead pabrik
-         Penentuan HPP / harga persatuan barang.
  1. Memperhatikan kebutuhan masyarakat yang paling mendesak
  2. Memanfaatkan potensi-potensi strategis yang ada di sekitarnya
  3. Pemeliharaan / maintenance dari hasil karya yang dibuat
  4. Hasil Karya tersebut memang betul-betul berguna dan bermanfaat bagi umat manusia.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses keahlian tehnik adalah :
1. Hasil Karya tersebut memang betul-betul berguna dan bermanfaat bagi umat manusia.
2. Memperhatikan kebutuhan masyarakat yang paling mendesak
3. Memiliki Visi dan Misi Positif untuk kepentingan masyarakat ( Tataran Moralitas SDM )
4. Memanfaatkan potensi-potensi strategis yang ada di sekitarnya
5. Pemeliharaan / maintenance dari hasil karya yang dibuat
6. Penentuan Pembiayaan
  • Biaya Overhead pabrik
  • Penentuan HPP / harga persatuan barang.
Pengetahuan dan wawasan yang dibutuhkan yaitu :
  1. Pengetahuan tentang Mikro ekonomi
      a. Perdagangan sektor riil
      b. Pendapatan Perkapita masyarakat
2. Pengetahuan tentang Makro ekonomi
      a. Perundangan-undangan
      b. Perkembangan ekonomi global
      c. Situasi politik dan kekuasaan
Sekilas > Dalam Ekonomi Mikro kita mengenal Hukum Permintaan
          Kurve permintaan untuk pelbagai macam barang dan jasa tidak semuanya tepat sama.
-         Kalau harga naik, jumlah yang mau dibeli berkurang
-         Kalau harga turun, jumlah yang mau dibeli bertambah
Gejala ini dikenal dengan nama Hukum Permintaan, yang dapat dirumuskan sbb.: Orang cenderung membeli lebih banyakpada harga rendah daripadapada harga tinggi. Disehut “hukum” karena merupakan gejala umum yang sulit dicari perkecualiannya.
Hal ini terjadi karena Hukum permintaan menunjuk pada fakta bahwa, kalau harga suatu barang/jasa naik, jumlah yang akan dibeli cenderung menjadi Iebih sedikit, sedang kalau harganya turun, jumlah yang mau dibeli oleh masyarakat akan lebih banyak. Sekarang kita her- tanya: mengapa terjadi demikian? Apa sebabnya jumlah yang mau dibeli berkurang bila harga barang itu naik, dan bertambah bila harganya turun? Pada dasarnya ada tiga alasan yang dapat menjelaskan gejala tsb.:
I. Pengaruh penghasilan (Income effect)
Kalau harga suatu barang naik, maka denganjumlah penghasilan uang yang sama orang terpaksa hanya dapat membeli barang lebih sedikit. Sebaliknyajika harga barang tu turun, dengan penghasilan yang sama orang dapat membeli lebih banyak dan barang ybs., (dan mungkinjuga dan barang-barang lain pula), sebab penghasilan realnya naik.
Misalnya datam contoh di atas: pada harga beras Rp 400-/kg, keluarga ybs. dapat membeli 50kg beras perbulan. Tetapi kalau harga beras naik menjadi Rp 500, 1kg, denganjumlah uang yang sama rncrcka hanya dapat membeli 40 kg beras per bulan.
Hal yang sama berlaku tidak hanya untuk permintaan individual tetapi juga untuk permintaan pasar. Kalau harga suatu barang naik (ceteris paribus), Iebih sedikit warga masyarakat yang mampu membelinya dengan penghasilan mereka. Sebaliknya jika harga barang tertentu turun (ceteris paribus), semakin banyak orang yang dulu tidak mampu membelinya sekarang akan dapat menjangkaunya, sehingga jumlah pembeli bertambah banyak. Hal ini disebut “income effect’:
2. Pengarub substitusi (Substitution effect)
Jika harga suatu barang naik, orang akan mencari barang lain yang fungsinya sama tetapi harganya lebih murah. Penggantian ini dengan istilah teknis disebut substitusi. Maka gejala ini disebut “substitution effect”.
3. Penghargaan subyektif (Marginal Utility)
Andaikan seseorang hanya mernpunyai satu pasang sepatu saja. Maka ia akan menilai sepatunya itu lebih tinggi daripada scandainya ia mempunyai sepuluh pasang. Kalau sepatunya itu rusak ia akan bersedia mengeluarkan uang untuk membeli sepasang sepatu yang barn, walau harganya mahal. Sebaliknya kalau orang mempunyai sepuluh pasang sepatu, ia tidak akan merasa kerugian besar kalau kehilangan satu pasang sepatu, dan ia tidak begitu bersedia mengeluarkan uang untuk membeli sepatu lebih banyak lagi. Jadi makin banyak dan satu macam barang tertentu yang telah dimiliki, makin rendah penghargaan kita terhadap barang itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar