Kisah
Anak Dan Sepotong Roti
Alkisah, disuatu kota di negara timur tengah yang khas akan
aneka jenis rotinya yang begitu lezat dan sudah terkenal di beberapa negara. Kota
yang tak begitu jauh mirip dengan kota-kota di negara timur tengah lainya yaitu
dimana mayoritas penduduknya adalah berdagang. Di kota tersebut terdapat seorang
anak laki-laki berumur 9 tahun, badanya kurus dan tak terawat. Kulitnya yang
hitam lekat karena sengatan matahari yang mengenai langsung badanya karena
sebab tak punya baju untuk dipakai dan hanya mengenakan celana pendek, itulah
satu-satunya atribut yang di milikinya. Anak ini melangkahkan kaki dari
rumahnya berjalan menelusuri pinggiran jalan raya kota tanpa alas kaki. Ia
berjalan tanpa tujuan, entah apa yang
bisa dilakukanya sebab usianya yang masih 9 tahun membuat dirinya merasa belum
mampu untuk melakukan sebuah pekerjaan agar mendapatkan upah. Ia hanya bisa
melihat lihat begitu banyak para pedagang yang saling berjejeran, tatapan matanya yang
penuh harapan tertuju pada penjual roti. Kemudian dia memberanikan diri untuk
menghampiri dengan maksud agar diberi sepotong roti oleh sang penjual, namun
sang penjual roti dengan marah mengusirnya karena takut pelangganya kabur
gara-gara bau yang tak sedap dari anak laki-laki tersebut. Kemudian anak ini
pun harus kecewa karena tak dapat sepotong roti, sambil berjalan ia pun mencoba
ke penjual berikutnya dan hasilnya tak beda dari sebelumya yaitu diusir oleh
sang penjual dan seterusnya sampai pada akhirnya dia istirahat sejenak. Ia pun
duduk di samping yang agak jauh jaraknya dengan penjual roti.
Duduk Sambil mengamati orang yang
sedang membeli roti, dan tak lupa
tanganya mengusap usap badanya yang berdebu,
rambutnya yang kusut karena tak pernah di cuci mencoba dirapikanya. Diselah
selah itu ia melihat salah seorang pembeli yang keranjangnya penuh, tiba-tiba
roti yang dikeranjang itu jatuh dan pembeli itu mengambilnya lagi, namun karena
sebagian roti itu sudah kotor maka ia membuangnya begitu saja. Anak laki-laki
itu pun melihatnya dan langsung dengan sigap mengambil roti yang sudah dibuang
oleh pemiliknya. Tak banyak berpikir, anak ini pun mengambil Koran bekas yang
berserakan di sekitar tempat sampah untuk membungkus roti tersebut. Lalu dengan
tenaga yang tersisa anak tersebut lari dengan perasaan yang begitu bahagia
sampai tak terasa bahwa kakinya lecet terkena kayu yang di injaknya.
Sesampainya dirumah ternyata sudah ada seorang gadis kecil nan pucat yang sudah
menuggunya cukup lama, dan roti yang dibawanya diberikan pada gadis kecil itu
lalu disuapkan ke mulutnya dengan penuh kasih sayang. Gadis kecil itu nampak
begitu lahap makan roti yang diberikanya.
Gadis kecil itu adalah adiknya
dan mereka hidup sendirian. Kedua orang tuanya sudah meninggal, mereka hidup
tanpa kasih sayang seorang ayah dan ibu.
Pelajaran yang kita bisa petik dari
kisah ini adalah marilah kita berbagi antar sesama, apalagi dengan fakir miskin
maupun anak yatim dimanapun kita berada tanpa harus menghina dan berburuk
sangka mengenai tujuan mereka meminta minta. Firman Allah :
“Dan terhadap orang yang meminta
minta maka janganlah kamu mengherdiknya” ( QS.Ad Dhuha : 10 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar