Senin, 10 Maret 2014

Kisah Anak  Dan Sepotong Roti
        Alkisah, disuatu  kota di negara timur tengah yang khas akan aneka jenis rotinya yang begitu lezat dan sudah terkenal di beberapa negara. Kota yang tak begitu jauh mirip dengan kota-kota di negara timur tengah lainya yaitu dimana mayoritas penduduknya adalah berdagang. Di kota tersebut terdapat seorang anak laki-laki berumur 9 tahun, badanya kurus dan tak terawat. Kulitnya yang hitam lekat karena sengatan matahari yang mengenai langsung badanya karena sebab tak punya baju untuk dipakai dan hanya mengenakan celana pendek, itulah satu-satunya atribut yang di milikinya. Anak ini melangkahkan kaki dari rumahnya berjalan menelusuri pinggiran jalan raya kota tanpa alas kaki. Ia berjalan tanpa tujuan,  entah apa yang bisa dilakukanya sebab usianya yang masih 9 tahun membuat dirinya merasa belum mampu untuk melakukan sebuah pekerjaan agar mendapatkan upah. Ia hanya bisa melihat lihat begitu banyak para pedagang  yang saling berjejeran, tatapan matanya yang penuh harapan tertuju pada penjual roti. Kemudian dia memberanikan diri untuk menghampiri dengan maksud agar diberi sepotong roti oleh sang penjual, namun sang penjual roti dengan marah mengusirnya karena takut pelangganya kabur gara-gara bau yang tak sedap dari anak laki-laki tersebut. Kemudian anak ini pun harus kecewa karena tak dapat sepotong roti, sambil berjalan ia pun mencoba ke penjual berikutnya dan hasilnya tak beda dari sebelumya yaitu diusir oleh sang penjual dan seterusnya sampai pada akhirnya dia istirahat sejenak. Ia pun duduk di samping yang agak jauh jaraknya dengan penjual roti.

Duduk Sambil mengamati orang yang sedang membeli roti,  dan tak lupa tanganya mengusap usap badanya yang berdebu,  rambutnya yang kusut karena tak pernah di cuci mencoba dirapikanya. Diselah selah itu ia melihat salah seorang pembeli yang keranjangnya penuh, tiba-tiba roti yang dikeranjang itu jatuh dan pembeli itu mengambilnya lagi, namun karena sebagian roti itu sudah kotor maka ia membuangnya begitu saja. Anak laki-laki itu pun melihatnya dan langsung dengan sigap mengambil roti yang sudah dibuang oleh pemiliknya. Tak banyak berpikir,  anak ini pun mengambil Koran bekas yang berserakan di sekitar tempat sampah untuk membungkus roti tersebut. Lalu dengan tenaga yang tersisa anak tersebut lari dengan perasaan yang begitu bahagia sampai tak terasa bahwa kakinya lecet terkena kayu yang di injaknya. Sesampainya dirumah ternyata sudah ada seorang gadis kecil nan pucat yang sudah menuggunya cukup lama, dan roti yang dibawanya diberikan pada gadis kecil itu lalu disuapkan ke mulutnya dengan penuh kasih sayang. Gadis kecil itu nampak begitu lahap makan roti yang diberikanya.   Gadis kecil itu adalah adiknya dan mereka hidup sendirian. Kedua orang tuanya sudah meninggal, mereka hidup tanpa kasih sayang seorang ayah dan ibu.
Pelajaran yang kita bisa petik dari kisah ini adalah marilah kita berbagi antar sesama, apalagi dengan fakir miskin maupun anak yatim dimanapun kita berada tanpa harus menghina dan berburuk sangka mengenai tujuan mereka meminta minta. Firman Allah :  

“Dan terhadap orang yang meminta minta maka janganlah kamu mengherdiknya” ( QS.Ad Dhuha : 10 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar